Showing posts with label Quote. Show all posts
Showing posts with label Quote. Show all posts

Thursday, 4 December 2014

Simply Can't Write + School Subjects

Hi.

So, I've been trying to write a couple of posts but... I just, simply, cannot finish dem posts.

Dem posts dem posts. Both of them are continuations from the umm, "Things I miss from Paris" thingy post thingy. Yg satu ttg Jum'atan, satu lagi ttg Strolling.

STROLLING. Which is so close to PUBLIC TRANSPORT. It's coming.

Masih pengen banget parah lanjut nulis ttg topik itu, tapi entah kenapa pas itu nulisnya kebanyakan dan lumayan banyak marahnya... Dan rasanya masih harus belajar lebih banyak lagi kalo mau nulis ttg ini.. Somehow.

Anyway.

Lebih mood cerita random, sekarang. And life update(s), probably.

Life's alright. Alhamdulillah.

That's it.

Damn.

Oh2, akhir2 ini gw kepikiran sesuatu. Suatu kebiasaan yg gw punya, kira2 dimulai sekitar 2 tahun yang lalu, yaitu: Ngomong ke diri gw sendiri, sendirian, tanpa ada orang lain.

Is it normal? Fuck, I'm weird. Atau diem2 semua orang punya kebiasaan ini... :O :O :O

Who knows? Who. Nose.

Di samping itu, kebiasaan lain yaitu... Random quotes dari film2/speech2 orang2 gitu, just randomly popping out inside me head.

Kayak yg barusan, "Who knows?" itu dari 50th Anniversary-nya Doctor Who, dari Tom Baker.

Man.

Bahkan "Man." ini pun diambil dari Gordon Ramsay...

Aw man, identity crisis. Jadi selama beberapa bulan/tahun belakangan ini, isi kepala gw itu, basically, omongan orang lain. Kalo perkataan2 gw itu semuanya diambil dari orang lain, then... what?

Meh.

Oke, kembali ke ngomong sendiri.

Semoga aja case yg satu ini engga sama kyk yg di Doctor Who, Series 8 Episode... 4? Judulnya "Listen."


"Listen."

"Question. Why do we talk, out loud, when we know... we're alone? Conjecture. Because we know we're not.

Evolution perfects survival skills. There are perfect hunters. There is perfect defence.

Question. Why is there no such thing, as perfect hiding? 

Answer. How would you know? Logically, if evolution were to perfect a creature whose primary skill were to hide from view, how could you know it existed? 

It could be with us every second and we would never know. How would you detect it? Even sense it.

Except, in those moments, when for no clear reason, you chose to speak aloud. 

What would such a creature want? What would it do? Well?"

So... Yeah.

But hey, I'm quite enjoying this... Weird habit. Which is weird, but, it makes me feel less lonely. 

"A silent companion" they call it.

So yeah, dua hal di atas... Normal ato engga? Ato mungkin ada yang tau berapa persen orang di dunia melakukan hal2 di atas...? :p

Moving on.



INTERNET AKHIRNYA DIPASAANG :D :D :D

Masih lambat, tapi better than nothing, eh?

Oh, oh, let's talk about pelajaran2 yang lagi gw pelajarin, dan maybe bandingin sama yg gw belajar pas di sana... Some of them anyway.

Yeh, I know. School is boring. Apalagi belajar.

Well, gatau kenapa, tapi untuk pelajaran2 yg emang bagi gw menarik, belajar itu quite enjoyable.

And yes. Untuk jadi manusia yg bisa berguna bagi nusa, bangsa, agama, etc2., belajar di sekolah itu ga cukup.

Beberapa waktu lalu ada yg ngomong ttg "Pendidikan" vs. "Sekolah". Contoh yg simpel: Ada aja orang yg sekolahnya tinggi2, gelar sampe Ph.D., tapi perilakunya ga baik, berarti pendidikan orang itu rendah.

Intinya, cari pengalaman, dan jadi orang yang berpendidikan tinggi, ga hanya sekolahnya tinggi.

And so yeah, akademik bukan segala2nya.

Tapi, mumpung gw dikasih "bonus" setahun belajar a la sekolah di sini... Dan mumpung yg lagi gw alamin ini cukup menarik (for me anyway)... Let's talk about it.

Oh God, I'm so boring. Talking about school subjects.

1. Maths
Mulai dari matematika. Matematika di sini itu... Gara2 di sini gw ngambil IPS, mungkin... Masih normal2 aja. Ada beberapa yg gw belajar di sana dan ternyata di sini, untuk anak IPS, ga diajarin. Contohnya, "Volumes of Revolution".

Tapi maths di sini itu, yaa namanya Asian Maths, tetep aja itung2annya cukup sangat tricky bagi gw. Apalagi di sini itu gaboleh pake kalkulator, ga kyk di sana. Man.

Belajar maths di sini jadi tau banyak shortcut2 gitu. Di sana itu diliatin, gimana cara dapetin suatu rumus. Di sini, langsung dikasih, langsung diliatin cara makenya. Done. Not that simple though.

Yg gw notice di sini itu adalah... Hitung2annya yg bener2 dites. Selain gapake kalkulator itu tadi, kita juga harus familiar sama faktorisasi segala macem, dan nyari mana aja yg bisa dicoret2 ato disederhanakan.. Etc2. Yang intinya, bisa bantu kita untuk hemat waktu.

Ga jarang, konsepnya kita udah kenal bgt, tapi giliran ngerjain soal, stuck gara2 hitung2annya. Gatau harus dibagi, kali, tambah, kurang, akarin, kuadratin, pindahin...

2. Bahasa Indonesia
Selanjutnya, Bahasa Indonesia. Well. Ini kayaknya yg paling gw ga bisa saat ini. Tiga tahun ga belajar Bahasa Indonesia, cuma pake Bahasa Indonesia untuk bicara sehari2 di rumah, sama kalo baca berita, ato dengerin debat Pilpres 2014.

I'm so screwed. Sejauh ini yg baru gw pelajarin itu adalah EYD atau Ejaan Yang Disempurnakan. Kalo diliat dari tes yg nanti bakal gw jalanin, gw harus bener2 ngerti bentuk2 kalimat, mana aja yg subjek, predikat, objek. Induk kalimat. Inti kalimat. Dll2.

Apalagi ya... Oh, shoot. Baru sadar sesuatu. Kalau mau kuliah di sini, apalagi hukum, berarti Bahasa Indonesia gw harus gw perbaiki... Semoga aja. Satu tahun. Should be enough.

3. English
English. Beda banget sama di sana. Of course. Di sini itu kyk bener2 belajar grammars, grammars, grammars, vocabs. Di sana... Grade 10 masih belajar grammars sih dikit2, soalnya gw masuk di kelas English as Second Language. English gw sucks, back then. And yes, it still is. Kyknya pernah gw mention deh, I'm suck at grammar. Dan pernah gw mention juga, native speakers itu kalo ditanyain grammar suka ga tau. Liat aja orang Indonesia masih ada aja yg bikin kesalahan2 kalo nulis :p

And btw... Kata "Jalan" itu gaboleh disingkat jadi "Jl." atau "Jln.", which means KTP semua orang salah :o :o :o

Ok, English. Grade 11 and 12 gw termasuk di kelas Inggris yg first language. Dan, itu lumayan. Essay2 gitu lumayan juga sih, dapet nilai 5-7 out of 7. Which was amazing, considering back in 2011 my English was still, shite. Real shite. Selama Gr. 11-12 itu jarang bgt atau kyknya ga pernah belajar grammar. Kebanyakan itu malah diskusi, ngobrol ttg culture, media, sama literature. Good times.

Belajar English di sini tapi cukup menarik. Lumayan juga setelah beberapa tahun belajar pake English dengan banyak grammatical errors kalo bikin essays, sekarang "dikasih kesempatan" untuk mantepin dose grammers. So, good2.

Always be positive, eh?

Well. Ada takut juga sih, dikit. Takut Englishnya ngilang. Apalagi writingnya. Thankfully, essay2 lama gw ada di laptop, so. Good2.

4. Geografi
Geografi sejauh ini, seru2 aja. Jadi anak IPS, enak juga sih ada IPA2 nya dikit. Dulu pas SMP, satu2nya hal dari Geografi yg gw suka itu adalah peta. Nope. Bukan skala. Bukan all those unsur2 peta. Tapi peta dunia, capital cities, borders, shapes. Dan itu kyknya satu2nya pelajaran di Geografi yg gw suka pas di SMP.

Sekarang tapi entah kenapa jadi lebih banyak yg menarik. Apalagi yg nyambung ke gimana cara kota, masyarakat, desa, industri, dkk. bekerja. Sumber Daya Alam, etc2. Cool.

5. Sosiologi
Sosiologi juga lumayan menarik. Dulu pas SMP kalo gasalah beberapa jam Geografi dipake untuk Sosiologi dan, jujur, pas SMP menurut gw Sosiologi itu cukup ngebosenin.

Btw, kepikiran sesuatu, Bahasa Indonesia yg ga baku itu diajarin juga ga sih? "Ngebosenin" insted of "membosankan"... I mean. It's part of our language. Gatau di daerah lain gimana, apa ini di Jakarta doang ato gimana. Tapi kyknya proper2 aja deh kalo dimasukkin ke pelajaran, belajar hubungan budaya sama bahasa. Bahasa yg dipake sehari2.

Lanjut. Iya, Sosiologi dulu bosen. Sekarang, ga terlalu bosen. Kyknya emang pas SMA di luar otak gw jadi lebih IPS entah kenapa. Tertarik ke kehidupan orang, negara, hubungan internasional, all those things that people do everyday, yg berpengaruh terhadap kehidupan kita sehari2, yg berpengaruh ke masa depan.v

Sosiologi. Belajar tentang interaksi antarmasyarakat, antarmanusia, unsur2 di masyarakat, dll2. So far so good.

6. Ekonomi + 7. Sejarah
Sebagai murid sejarah dimana pas SMA diajarin kebanyakan ttg Nazi Germany, Soviet Union, Peronist Argentina, Francoist Spain, Fascist Italy... Ekonomi itu, bukan forte gw.

Selama di SMA gw belajar History, gadapet Ekonomi. Well, I say gadapet, sebenernya gw milih History rather than Economics. Pas SMP, gw mostly ga ngerti dan ga tertarik dengan ekonomi. Meanwhile, back then, gw juga gaterlalu bagus di sejarah. Sejarah Indonesia, that is. Sejarah dunia kyk WWII gitu... Man. Gw lumayan tertarik.

Nah, gw pas Gr. 10 dikasi pilihan, Economics ato History. So of course gw milih History. Mikir2 bahwa di sekolah internasional, gw bakal belajar Sejarah Dunia, bukan sejarah Indonesia. :)

Back to Economics. Di sana itu Economics adalah bagian dari History. Just a way, to understand history better. Belajar sistem ekonomi sama economic policies di negara2 dictatorship sama authoritarian di atas, juga belajar... Other, economics. Kenapa hyperinflation di Weimar Republic bisa terjadi... Cuma sebatas itu. Tapi keren juga sih. Jadi ada some sort of, extra perspectives gitu towards economics.

Nah, karena kebanyakan topiknya ngebahas ttg single-party states or authoritarian government or dictatorship, yaaa ujung2nya economic policiesnya itu yaa yg model2 "guided", "socialist", "communist", thingy policies thingy. Kea Lenin's NEP or Stalin's FYPs or Hitler's or Peron's. Sebatas itu2 aja.

Nah, pas gw belajar ekonomi di sini itu... Gw masih noob. All those itung2an dan pembukuan (yg sebenernya gw belajar pas SMP). Tapi, sama casenya w/ geografi sama sosiologi, gw jadi lebih tertarik untuk belajar ekonomi, soalnya ini berpengaruh terhadap kehidupan orang banyak.

It's like, I want to know how these things work, you know? Dan ini yg bikin gw cukup semangat untuk terus belajar walaupun gw udah lulus high school. Weird. I know. But, hey, curiosity.

Yg paling menarik di ekonomi itu, sejauh ini, yg berhubungan sama pemerintahan. Pajak, APBN, fiscal policy (yg gw temuin di artikel yg jadi bahan preparation uni interview dan gw sama sekali gatau apa artinya), monetary policy, inflation, etc2.

Dan setelah belajar sejarah 3 tahun, gw ngeliat ekonomi, like, in a whole new fucking way. So exciting. Ada banyak faktor, ekonomi itu berputar, satu hal kecil bisa berdampak besar... Lumayan mirip sama cara gw ngeliat sejarah pas di sana... Lanjut ke yg terakhir.

Cara gw ngeliat sejarah pas SMP beda sama pas gw belajar di sana. Banyak faktor, dan hal terkecil pun bisa berdampak besar.

Selama di SMP, gw ngeliat bahwa sejarah itu cuma hapalan. Ngapain juga sih belajar sejarah?

But, oh man, thank God. Tiga tahun di luar itu worth it, for me anyway. Gw jadi ngeliat "belajar" in a whole new way, especially belajar sejarah. Semua itu bukan cuma hafalan. Tapi kita harus bikin koneksi2nya sama yg lain.

Itu yg selalu diingetin sama guru Biologi gw pas di sana. Bikin koneksinya, bikin hubungan2nya. Kyk sistem2 di tubuh kita, semuanya bisa kerjasama dengan cukup baik agar kita bisa tetep hidup.

Humans are so intricate. Very detailed. Pasti ada yg desain. ;)

Anyway.

Sejarah. Di sini itu, gw masih tertarik. Sama kyk pelajaran2 IPS lainnya, gw develop interest di sejarah pas SMA. Dan anehnya, pas di sana itu, gw malah jadi lebih tertarik sama sejarah Indonesia... 

Like. Ini 20th century Europe kayak gini... Pada saat yg sama, di Indonesia lagi kyk gimana ya?

Pas SMP gw belajar kata2 kyk "Komunisme", "Uni Soviet", yg akhirnya gw "temui" pas SMA. Dan gw bangun koneksinya, antara yg gw pelajarin di sana, sama sejarah Indonesia. Dan segalanya jadi, very interesting indeed.

Sejarah itu sangat luas. Scopenya besar bgt. Dari ekonomi, sosiologi, geografi, even biologi, fisika, kimia, astronomi, semuanya bisa dimasukkin ke sejarah. Karena, sejarah itu... Belajar dari masa lalu. Ngeliat all those webs and connections yg berujung ke, diri kita, sekarang, dan dunia ini, saat ini.

Boom.

Sejarah di sini sih pelajarannya ya beda. Ga cuma yg diajarin (sejarah Indonesia kebanyakan), tapi juga "apa aja" yg diajarin. Di sini emang lebih berasa menghafal. Kyk belajar fakta2 some sort of trivia gitu. Cara ngajarnya sih masih seru. Tapi yaa kyk ada yg kurang. Like, di sana itu kita kyk didorong untuk mikir, untuk bikin koneksi2nya, kenapa gara2 hal A, B, C, D, E, F, G, H, dst., X bisa terjadi. Dan ga segampang itu, pasti ada grey areanya. Kalo di sini itu. Kerasa sih ada cause to effect, tapi entah simpel X ke Y, atau ga dijelasin kenapa X berpengaruh kenapa Y. Kalo dijelasin pun yaa simpel banget. Sangat simpel. Padahal selama 3 tahun gw belajar di sana, X ke Y itu ga sesimpel itu. Banyak hal2 lain, faktor2 lain, dan lots of grey area.

Fyuh.

I think that's that.

:)

Btw kalo ada yg mikir pelajaran yg diajarin di sana itu jauh lebih bagus, then... Engga juga kok. Segala2nya ada baik buruknya. Ada hal2 di sistem pendidikan di sini yg perlu diberesin. Tapi sekolah yg gw ambil di sana itu far, far from perfect. Beberapa hal di sini itu far, far better dibandingin yg di high school gw.

And so life goes on.

Cheers. :)

Saturday, 26 July 2014

Panas. Gitar. Future. Movie Reviews!

Hey,

Disini masih panas... Walaupun minggu lalu sempet dua kali hujan dan mendung seharian tapi.. Yeah.

Hari Kamis kemaren gw akhirnya ganti senar gitar akustik setelah hampir 3 tahun... Well.. Yeah. Gatau kenapa gw hampir 3 tahun ga ganti2 senar.... Anyway, pas ganti senar, gw juga sekalian minta senarnya direndahin. Soalnya selama ini gw harus neken lebih kenceng biar bunyi... Umm. Yep. Btw, yes, gw pas itu ga ganti senar sendiri soalnya 1.) Belom pernah dan 2.) Sekalian belajar dan 3.) Sekalian minta rendahin senarnya (posisi senar sama fretnya).... Yeah.

Tapi gw masih gangerti gimana pas itu cara orangnya rendahin senarnya... Gw baru nyadar, ternyata ada lubang, dibagian dalam gitarnya, yang ada dideket necknya... Dan orangnya kea muter2in this metal thing yang udah dimasukin kedalam lubang itu... Dan setelah itu dia benerin senarnya, daan posisi senarnya udah lebih deket ke fret... Umm.. Yeah. 

Good job there... For not knowing all the technical terms. ;(

So yeah. Suara senar gitarnya kedengeran beda, tapi lebih enak dari yang dulu. Which is great. :)


Moving on...

Technically 2 bulan terakhir gw ini pengangguran. Dan jujur masih gatau akan kuliah dimana. Yep. Udah ada beberapa plan sih. Tapi gw masih harus nunggu sesuatu.. Sampai pertengahan Agustus. Setelah itu, gw tinggal ikutin rencana. Insya Allah ini yang terbaik.

Daan.. Selama 2 bulan terakhir. Gw.. (besides gaming dan ibadah dibulan puasa) baca2, gitar, modding, nonton bola, keliling2/jalan2/olahraga... Tapi karena ini lagi puasa + akhir2 ini panas.... Gw decide untuk nonton. Ke bioskop. Atau disini: CinĂ©ma. Yup.


So... Here is a list of movies that I watched recently, dengan mini-review... Jangan berharap review yang pro. Daan plus-minusnya juga seinget gw.. So yeah :p


1. Jersey Boys:



Basically, film ini berdasarkan musikal dengan nama yang sama, which is based on Frankie Valli and The Four Seasons, grup musik 60an. 

+ Great story. Ada beberapa bagian yang touching. 
+ Really love the music!! 
+ Nice bits of comedy too.
+ Love the accent.
+ Christopher Walken's acting

- Bagian awal pergerakan ceritanya agak cepet. 
- Vokalnya kadang agak dilebih2in, dan bagiannya Nick Massi agak aneh. Yang meranin Frankie Valli sih aktor di musicalnya, which is cool.
- Karakternya Christopher Walken... Kocak tapi jadi malah kurang serius :p

Final remarks: Setelah nonton film ini... Gw langsung download satu album Frankie Valli and The Four Seasons yang best of... Lagu2nya masih stuck sampai sekarang. Kalo yang gatau mereka siapa... Mungkin tau lagu ini: "Can't Take My Eyes Off You"

Overall: Very entertaining. 

Rating: 9.0/10.0 Capicados


2. Jimmy's Hall:



Cerita tentang Jimmy Gralton sampai dia di-deportasi ke Amerika. Jimmy Gralton adalah seorang aktivis politik di Irandia tahun 1930an. "Hall" yang ada dijudulnya itu refers to a rural dance hall that he built... Jimmy Gralton juga memperkenalkan jazz di dance hall itu... Pekerja dan warga setempat berharap hall itu bisa jadi tempat mereka berkumpul, istirahat, beraktivitas, belajar, bersenang2. Tapi, karena peranan gereja katolik yang sangat kuat di pemerintahan Irlandia, hall itu dan warga yang menggunakan hall itu dianggap bertentangan sama ajaran gereja dan juga bertentangan sama pemerintah. Jimmy Gralton dan beberapa warga disitu juga dicap sebagai komunis, karena peranan dia dan beberapa warga itu dalam membela pekerja lokal dan menentang bangsawan dan tuan tanah/pemilik tanah (landowners). 

Well... Sebenarnya kalau seseorang pada saat itu tidak mengikuti ajaran atau perintah gereja katolik dan pemerintah Irlandia, yaa dicap sebagai komunis. Kalau misalkan orang2 biasa pengen belajar, tanpa campur tangan gereja.. Dicap sebagai komunis. Welp. 

Ini film drama, ada romancenya juga. Tapi bagian yang serunya yaa politiknya. Ada satu adegan dimana orang2 yang dilabelin komunis itu ngelabelin balik orang2 pro-gereja sebagai fasis. Padahal yang pro-gereja kyknya simply takut sama bahaya komunisme yang ada kea di Soviet Union under Stalin... Malahan yang pro-gereja malah jadi keliatan sebagai reactionaries... Padahal yang mereka bilang komunis itu mayoritasnya cuma left-wing, socialists.. Oh well.

+ Political Drama (?)
+ Irish. Irish accent. Beautiful Ireland.
+ History. 1930s. Love the outfit.
+ Workers vs Landowners. Class struggle. Communism. Fascism. Reactionaries. Religion. 
+ Some nice music. Great atmosphere.
+ Great dialogues. Love the conversation between Jimmy and the priest.
+ Some funny moments. That mother vs policemen scene...
+ Andrew Scott!

- Strong Irish accent... Kadang ada yang gaterlalu ngerti mereka ngomong apaan.
- Sebagai drama... Kesannya slow, tapi tiba2 selesai filmnya. /:
- Something is missing... Endingnya...
- Pas bagian flashback ga langsung tau bahwa itu flashback.
- Karakter Andrew Scott perannya kurang :(

Final remarks: Love history. Love the story. Love the politics bit. Love Ireland. Walaupun ada yg lacking, here and there... 

Overall: Love the story. A bit lacking here and there...

Rating: 8.5/10.0 Capicados


3. Edge of Tomorrow



Film berdasarkan buku All You Need Is Kill by Hiroshi Sakurazaka. Alien, sci-fi acton, futuristic, a bit of drama, lots of comedy. Tom Cruise, Emily Blunt... Ceritanya Bumi diserang alien.... Well.. Lebih enak kalo nonton sendiri sih. Intinya ada elemen2 Groundhog Day.. Dan alien, action, thingy. Dan ada Paris juga! dan London! dan some sort of futuristic Normandy landing... Which is cool.

+ Funny/awkward Tom Cruise moments.
+ Futuristic war. Cool gadgets and armour.
+ Love the atmosphere pas di Heathrow, yang dijadiin forward operating base.
+ Konsep aliennya baru, bagi gw. 
+ Biology related. Cool.
+ London, Paris.
+ Mad-Eye Moody.
+ Love the humour. Comical.
+ Badass Emily Blunt.
+ Efek sama sinematografinya keren.

- Endingnya...
- Come to think of it, actionnya biasa aja.
- Peran karakter lainnya kurang.
- Adegan Emily Blunt yang itu... yang diulang2. Jadi malah lucu :p
- Pas yang mereka kabur dari bangunan itu, pas dikejar2, kenapa ga bunuh diri aja... :/

Overall: Quite cool. Konsepnya lumayan menarik. Lebih entertaining di bagian komedinya daripada actionnya. Jadi yaa genrenya lebih ke Military Science Fiction ++ Comedy... :p

Rating: 8.5/10.0 Capicados

"Come find me when you wake up."


4. The Fault in Our Stars"Okay."




Film based on novelnya John Green... Beautifully adapted. Gabisa dan gausah ceritain isi filmnya, soalnya udah sangat terkenal, at least di kalangan remaja. Filmnya hampir persis sama yang ada di novelnya. 

Feelnya kerasa banget. Jujur pas gw baca bukunya tahun lalu, gaterlalu kerasa feels-nya. Dan jujur sebelum nonton film ini, gw lebih prefer novel Looking for Alaska. Tapi gara2 film ini, gw jadi bisa lebih ngerasain isi novelnya. Daan, yeah, TFiOS bagus, banget. Peringkatnya sekarang sama kea Alaska. :p 

Man, Alaska mau dibikin film.. Can't wait. Dan btw, gw baca buku2 John Green karena gw nonton vlogbrothers sama crashcoursenya dia + Hank... Iseng2 aja pas itu, dan emang bagus. Masih gapercaya John Green itu orang yang bikin quote2 terbagsus yang pernah gw baca... Amazing.

+ Storynya.
+ Pemerannya. Shai sama Ansel cocok bgt meranin Hazel sama Gus.
+ Tekniknya.
+ Adaptasinya.
+ Pilihan dialognya.
+ Comedy.
+ Feels.

-/+ Cameo John Green yang diilangin... Kalo ada lebih seru. Tapi juga mungkin jadi aneh.

- Beberapa quotes yang gamasuk... Sadly.
- Feels.

Overall: Beautiful. Close to perfection.

Rating: 9.5 / 10.0 Capicados

"You realize that trying to keep your distance from me will not lessen my affection for you. All efforts to save me from you will fail"


5. The Purge: Anarchy:




Sequel dari The Purge. Konsepnya menarik... Dan kali ini, konsep dan elemen2 dari the Annual Purge lebih diliatin lagi. Film yang ini lokasinya lebih luas, karakternya lebih banyak, eventnya juga lebih banyak... Dan juga muncul kelompok anti-Purge, jadi semacam resistance gitu. Disini diliatin bahwa konsep dari Annual Purge sebenernya ngedistribute wealth ke orang kaya, dengan cara ngebunuhin orang miskin yang kemungkinan menyelamatkan dirinya kecil. Welp. Intinya disini scopenya lebih besar dari film pertama... Konsepnya menarik, dan scopenya yang lebih luas, jadi gw lebih suka yang ini daripada film pertamanya, walaupun suspense dan thrill di film sebelumnya lebih banyak dari yang ini. So yeah.. Semoga aja ada The Purge yang ketiga.. Pengen liat lanjutan dari resistance anti-Purgenya.

+ Konsep2nya.
+ Eventsnya menarik dan lebih banyak dari sebelumnya.
+ Beberapa comical moments.

+/- OP main character. That guy.

- Less suspense. Less thrill.
- Lebih ketebak ceritanya.

Overall: Interesting concept. Over-powered guy. Konsep resistance anti-Purge dan anti-wealth anti upper classnya juga interesting.

Rating: 9.0/10.0 Capicados



So yeah... That's it. Capicados? Well. Long story. Save it for another time. :p

Cheers.

Monday, 21 July 2014

Fighting back was part of our existence

"Sometimes defeats are the best outcomes. To react to adversity is a quality. Even in your lowest periods you are showing strength. There was a great saying: It's just another day in the history of Manchester United. In other words fighting back was part of our existence."

-Sir Alex Ferguson, Alex Ferguson My Autobiography (2013)-